betapa indahnya kebersamaan...
dalam hidup Rika, muncul Suryo, teman se-kos (yang kemudian diusir ibu kos karena nunggak bayar) adalah seorang aktor yang sudah 10 tahun menjalani dunia akting, namun selalu menjadi tokoh antagonis atau sekedar pemain figuran. ia merasa tidak puas dan lelah dengan keadaan tersebut. hidupnya terlunta-lunta hingga terpaksa tidur di Masjid. sampai datang tawaran dari Rika untuk menjalani casting peran Yesus dalam drama penyaliban Yesus. Suryo terpilih untuk peran tersebut. namun masalah muncul karena Suryo adalah seorang muslim. pergolakan batin Suryo terjadi, bahkan beberapa penganut Katolik lain menentang dipilihnya Suryo (yang seorang muslim) untuk memerankan Yesus. lalu Pastor gereja tersebut berkata, "sejarah mengajarkan bahwa kehancuran iman disebabkan oleh drama dan kebodohan". hebatnya, Suryo berhasil memerankan Yesus (dan peran selanjutnya saat paskah) dengan baik dan masih menjadi seorang muslim. betapa dinamisnya agama dan seni....
disisi lain, Menuk seorang muslimah yang bekerja di restoran China kemudian mengalami masalah dengan sang suami yang seorag pengangguran. Sholeh, suami Menuk yang (saat itu) seorang pengangguran merasa 'kalah' dan putus asa, klimaksnya, Sholeh 'menceraikan' (omong doank) Menuk. namun kemudian Sholeh mendapat pekerjaan sebagai Banser (pasukan Islam NU), maka rumah tangga mereka membaik.
Rumah tangga itu seperti kapal, dimana suami dan istri boleh dan bisa saling melengkapi dengan bergantian menjadi nakhoda kapal dan penunjuk arah
Menuk memiliki kenangan sebagai mantan kekasih engkoh yang punya restoran China (Ping Hen/Hendri). Hidup Hendri kacau setelah putus dari Menuk, jarang dirumah, mabuk-mabukan, de el el..sampai engkoh sakit keras. Hendri yang dipaksa oleh engkoh belajar meneruskan usaha restoran, menerapkan aturan yang keras. jika engkoh membedakan peralatan yang digunakan memasak babi dan ayam (dan sapi), memberi waktu istirahat sholat, memasang tirai didepan restoran saat bulan Ramadhan, Hendri justru sebaliknya. ia merasa tidak perlu menghormati muslim karena ia merasa tidak dihargai. bahkan Sholeh memiliki sentimen tersendiri terhadap Hendri si "Cino Sipit" ini. Sholeh dan Hendri beberapa kali beradu jotos akibat (awalnya) saling ejek (dan kebetulan keduanya pemarah). sampai suatu ketika, Hendri (dengan aturan barunya) membuka restoran pada hari kedua Lebaran, dimana karyawannya (termasuk Menuk) harusnya masih libur. lalu Sholeh beserta kawan-kawan (muslimnya) men-sweeping restoran engkoh hingga hancur berantakan. engkoh sendiri (yang terkena pukulan Sholeh) akhirnya meninggal setelah memberi pesan pada Hendri.
betapa amarah itu dapat mengeruhkan otak dan membutakan hati..
pada malam paskah, Sholeh (sebagai Banser) bertugas menjaga gereja Katolik (Rika), dimana Suryo sedang pentas, dan Menuk serta Hendri yang mengurus Katering. Sholeh yang ingin tahu acara pentas, memutuskan untuk masuk gereja (Sholeh awalnya mengharamkan masuk gereja lho..), ternyata Sholeh menemukan kotak berisi Bom. batin Sholeh bergolak antara membawanya keluar atau keluar dan membiarkannya saja. dorongan untuk membuktikan "kelelakiannya" terhadap istrinya kemudian menjadikan Sholeh mendekap kotak tersebut sambil berlari menjauh dari gereja. dengan ucapan "Laillahaillallah", Bom tersebut meledak dalam dekapan Sholeh...
Innalillahi wa inna ilaihi raji'un (Lho???)
endingnya, Rika, Abi dan Suryo hidup bersama dalam suasana toleransi. sementara Hendri menjadi muallaf sesuai pesan engkoh dan Menuk (yang sudah jadi janda) tetap bekerja direstoran 'Barokah Chinesse Food'...
perbedaan itu tidak untuk menjadikan berbeda, tapi untuk memperkaya yang ada.
kritiknya....si Sholeh kliatan ga rasional. harusnya bom itu bisa dibawa keluar trus ketika udah ditaro, ditinggal kabur aja, bukannya malah dipeluk. itu namanya bunuh diri -,-"
*ini film yang ringan namun sarat makna
*moral valuenya banyak :)
*tentang agama, perbedaan, keluarga, dan saling menerima
Fav. Quotes: Pak Kyai, "jika kamu ingin dihargai orang lain, jangan selalu berharap untuk dihargai. tapi jadikan keberadaanmu bermanfaat bagi orang-orang disekitarmu "
*a must seen movie*