Thursday, 15 September 2011

analogi bunga

beberapa hari yang lalu, saya mengikuti acara resepsi pernikahan seorang kenalan,
sepulang dari acara tersebut, saya mendapatkan beberapa tangkai bunga,
entah dari mana asalnya...saya mendengar mitos bahwa bunga pernikahan mendatangkan kebahagiaan, dan "biar cepet nular", ujar seorang ibu2 disamping saya,
kurang lebih bunganya seperti diatas,
ya, cantik.. oleh karenanya, saya memutuskan untuk menyimpan bunga tersebut :)
saya kemudian memotong (lagi) miring ujungnya dan memasukannya ke dalam gelas air. #sejujurnya saya (yang tidak tahu menahu tentang ilmu "perbungaan") hanya coba2
esoknya, bunga itu tetap segar...
.......................................................................................................

namun pagi ini, ketika saya bangun, bunga itu tampak layu,

segera saya mengganti air dalam gelas
berharap bunga itu akan segar kembali,
tapi bunga itu tetap layu, dan menghitam
ah, akhirnya saya memutuskan untuk membuang bunga itu :(
#setelah itu, saya baru menemukan informasi bahwa terdapat semacam bakteri yang dapat menghambat pertumbuhannya (dan serangkaian cara2 merawat lainnya)


00000000000000000000000000000000000000000000000000000000


saya (yang sedang galau ini), kemudian mengaitkannya dengan kehidupan (cinta)
yaaahh, karena bunga sama indahnya dengan cinta,
dan cinta seringkali diungkapkan dengan bunga,
hhmmm, bagi saya (alasannya) kurang lebih begitu =P
saya kemudian berpikir bahwa cinta (tampaknya) tidak jauh berbeda dengan bunga,
indah, namun tidak dapat diubah dari "habitat" aslinya
asli adalah apa adanya
misalnya, dengan tindakan pemotongan tangkai tersebut
ketika tangkai tersebut terpotong, meski tetap indah,
meski mampu dirawat dan dipertahankan
tetap tak akan mampu kembali,

ehhmmm, saya tidak mampu memberi "pesan"...
hanya sedikit yang mampu disimpulkan oleh hati dan otak saya adalah
bunga (dan cinta) perlu dirawat dengan baik...

ketika telah terpotong, tak mungkin kembali seperti semula
begitukahh???